Quantcast
Channel: >> Halaman Samping
Viewing all 393 articles
Browse latest View live

Relive: cara membuat video tracking lari, sepeda dan trail

$
0
0

My track, my adventure :)

Aplikasi relive ini memanjakan kita yang doyan lari, bersepeda dan aktivitas luar ruangan lainnya karena video racikannya menampilkan visualisasi 3D dan pemandangan "mata burung".

Lebih jelasnya, putar saja contoh video lari saya sore tadi. Jaraknya 5K alias lima kilometer di rute perkotaan, Jakarta.

Jika kita berlari lebih jauh dan di trek yang medannya naik turun maka video relive lebih cakep. Penggemar sepeda, lari jarak jauh dan trail running yang bakal lebih kepincut pada aplikasi ini, karena ada visualisasi tingkat ketinggian/elevasi (trek naik turun).

Cara membuatnya mudah:

1. Intinya,  yang kita butuhkan adalah 2 aplikasi untuk diunduh yaitu relive.cc di Google Playstore atau iOS dan aplikasi sport tracker seperti endomondo, strava, garmin dll.

Nantinya, Relive bekerja dengan cara mengolah data trek di aplikasi sport tracker lainnya tersebut.

2. Setelah men-download, lakukan registrasi di Relive seperti biasa.

3. Pilih salah satu sport tracker yang biasa kita pakai. Biasa pakai Strava ya pakai Strava, begitu juga jika doyan endomondo :)

4. Berlarilah seperti biasa ditemani tracker kesayangan, endomondo, strava, garmin dll. Oiya, Relive menetapkan batas jarak minimal. Untuk lari, minimal 3 kilometer dan bersepeda 5 km. Sepertinya ini syarat yang mudah dipenuhi jika kita sudah doyan lari kan ya :)


5. Setelah sesi lari atau bersepeda selesai, pastikan data terekam di Strava atau Endomondo. Klik tombol stop :)

6. Begitu selesai lari, secara otomatis Relive mulai bekerja mengolah data trek kita.


Tunggu dan bersabarlah

Biarkan Relive bekerja dan jangan kaget jika prosesnya lumayan lama. Tenang saja, memang begitulah prosesing video. Lha wong ketika kita mengedit video kawinan atau jalan-jalan di PC komputer saja bisa lama, apalagi ini di smartphone.

Makanya, Relive memunculkan notifikasi semacam ini "sit back and relax... duduk dan santai saja... video Anda sedang diproses".

Berapa menit? Bisa tembus 15 menit bahkan 20 menitan. Lumayan lama jika kita melototin layar hape.

Saran konkret: sembari menunggu, lakukan saja hal lain. Recovery, makan, minum, ngaso bahkan mandi.

Lalu... jreenggggg... Jadilah video keren kita. Selain ngasih tahu di aplikasi, Relive juga mengirim email pemberitahuan.

Seperti biasa di era medsos, kita bisa share ke FB, instagram, tweeter dan juga mendowload untuk disimpan di smartphone. Sebagai gambaran, file video saya di artikel ini besarnya 11MB, relatif ringan untuk diunggah dan diputar di blog dan FB.

Maka, ayo menjelajah lebih jauh dan rayakan dengan Relive!

Salam mari lari :)

#lari #endomondo #relive

NB: tambahan saran terkait privacy dan cyber-security

Jika memang berencana membuat video dari lelarian atau sepedaan, jangan start dari depan rumah persis. Ambil jarak 100-200 meter atau patokan gampangnya, start dari ujung gang/jalan komplek rumah.

Prinsipnya, jangan menekan tombol "start" di Endomondo/Strava/yang lainnya, di depan atau malah masih di halaman rumah. Itu sama saja memberi tahu seluruh dunia posisi rumah kita.

Hati-hati demi keamanan kita sendiri di jagad maya, karena di luar sana banyak orang ga waras, penguntit, stalker, pedofil dll. Saya bukan sok serius, sok bener, sok tahu ye :D tapi memang kita harus waspada. Waspadalaaahhhh... :)

Wajah Segar: media massa, narasumber dan keterbaruan

$
0
0
Image source

Ini bukan mau ngendorsement dokter bedah plastik, sulam bibir atau produk kosmetik. Ini soal uneg-uneg beberapa rekan pengampu desk politik, ekonomi, sosial, psikologi hingga media sosial dan teknologi gawai. Baik di media cetak, daring dan televisi.

Ya. Ini tentang media.
Dan saya bukan jago mengolah kata yang runtut, juga bukan pengutip teori dan miskin referensi pustaka. Maafkan. Jadi langsung saja ya, begini:

Saat ini media massa membutuhkan wajah-wajah segar para pengamat politik, ekonomi, sosial, budaya, religi, pendidikan, juga psikologi. Wajah segar disini bukan berarti ganteng cakep, cantik lho ye. 'Wajah segar' itu kiasan untuk hadirnya narsum baru yang memberi pilihan alternatif bagi jurnalis :)

Lho bukankah sudah banyak pengamat bersliweran di tv, diwawancara dan analisisnya dikutip koran dan daring, dihubungi via telpon oleh radio?

Saya tidak bilang bahwa media atau lebih tepatnya pengampu rubrikasi seperti produser dan redaktur, sudah bosan dengan pengamat yang itu-itu saja.

Saya tidak bilang begitu. Saya menyebutnya: media butuh wajah segar. Wajah anyar. Oke-oke saja menelpon dan mengutip ibu-ibu pengamat politik dari lembaga ilmu pengetahuan atau mengundang ke studio omm-omm dari lembaga studi ekonomi itu. Tapi media perlu opsi. Perlu wajah segar. Titik.

Ada cerita konkret: kemarin seorang kawan produser meminta saya untuk membagi nomor kontak pengamat politik. Saya sodorin A, dia bilang 'ada yang lain?' saya kasih B, dia ogah.

"Wajah anyar! Layar gw butuh penyegaran. Kameramen gw sudah bosen. Reporter gw pengen dolan lebih jauh. Gw maunya wajah segar!"

Begitu juga kawan lama yang bekerja di surat kabar dan online. Dia membuat diskusi di kantornya dan ingin panelis/narasumber yang 'tidak itu-itu saja' :)

Oiya, saya tidak bermaksud menulis status soal kajian media.

Saya maunya provokasi. Jadi: Yang Terhormat, rekan-rekan akademisi, periset di lembaga penelitian dan praktisi apapun, please, jika menyukai berbagi ilmu dan gandrung menyumbang pandangan, saat-saat ini rekan-rekan saya produser dan redaktur serta reporter membutuhkan panjenengan. Mumpung masih 2017.

Lho kok menyebut tahun? Yaiyalah, 2018 sudah tahun politik, tahun hiruk pikuk dan berisik sampai 2019.

Jadi jika panjenengan belum terbiasa tampil di media, inilah saatnya buat 'latihan dan adaptasi'.

Maafkan diksi saya, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa diwawancara di media adalah perkara narsis dan ngeksis.

Saya bilang latihan dan adaptasi karena kita perlu memiliki skill berkomunikasi, artikulasi jelas, alur analisis yang sistematis dan pemetaan masalah serta opsi solusi yang nggenah. Yang mudah dimengerti. Pokoke gimana caranya supaya buruh harian kayak saya bisa manggut-manggut, begitu pula kawan-kawan profesor saya juga manthuk-manthuk :D

BAGAIMANA CARA BERBURU WAJAH BARU
Oiya, saya bocorin sedikit (salah satu) alur atau cara atau trik saya dan rekan-rekan jurnalis dulu berburu narasumber bidang politik yang "wajah segar" : Facebook.

2014 lampau saya keluyuran ke Facebook. Saya bosan dengan pengamat politik dari kampus di Depok, boring dengan narsum dari almamater saya sendiri di Jogja, juga sudah keseringan menelpon beberapa guru besar dari Surabaya.

Saat itu, saya mau penyegaran dan pengen mewawancara narsum dari Bandung, Medan dan Makassar. Dapat? Iyalah. Saya main ke akun FB, kenalan dan mencermati pola retorika, apapun isu yang mereka sodorkan di wall mereka. Selang beberapa pekan, saya dan reporter minta izin untuk wawancara. Kadang saya sendiri yang wawancara untuk ditulis di koran dan media online, juga dihubungi kru tv di grup media tempat saya bekerja.

Jadilah teman sekaligus narsum. Beberapa juga saya provokatori untuk menulis opini di media cetak yang jangkauannya lebih menasional :). Maafkan diksi saya yang acak adut. Dan syukurlah, beberapa di antaranya juga semakin bertambah jam terbangnya. Dari semula diwawancara koran dan dicegat wartawan radio, belakangan kemudian wira-wiri ke studio televisi nasional. Live interview :)

Cara lain ialah dengan ngubek-ubek kolom atau halaman opini di koran atau media daring. Catat nama-nama penulis opini.  Kemudian 'verifikasi' di halaman linkedin, website lembaga juga akun medsos. Ujung-ujungnya ya kirim pesan di Messenger dan kenalan di Facebook. Lanjut ke Whatsapp dan telpon. Thanks to Mark Zuckerberg, terimakasih Telkomsel dan Smartfren :D

RUNTUT, ELEGAN, JANGAN NYINYIR
Satu tips dari saya: jika Anda termasuk sosok yang suka berbagi ilmu dan analisis, saran saya adalah mulailah memperhatikan alur retorika yang runtut, sistematis.

Ada cara sederhana untuk menyampaikan gagasan dengan lebih runtut terutama ketika diwawancara secara lisan, via telepon atau di televisi: sampaikan dengan pointer. Poin demi poin. Bagi dan pilah. Jangan nggrambyang. Karena media dibaca, didengar dan ditonton bukan hanya oleh rekan sesama dosen sampeyan :)

Juga, pada dasarnya pengampu rubrik media manapun cenderung enggan dengan profil pengamat yang kurang memperhatikan etiket berkomunikasi. Gini, apapun selera dan positioning redaksi, kami cenderung 'hati-hati dan waspada' dengan narsum yang gaya komunikasi baik di medsos maupun lisannya tidak elegan.

Lebih jelasnya, sampeyan boleh dan bahkan kami apresiasi jika kritis. Tetapi, jangan NYINYIR.

Maaf ini bukan membahas soal ranah pribadi dan gaya sampeyan. Hitungan media jelas, layar televisi dan koran ditonton serta dibaca semua pihak. Yang pro nonton, yang anti juga baca. Dan nyinyir hanya menjauhkan substansi dari suatu tema perbincangan. Jadilah kritis dan sampaikan secara elegan!

###

Ah sudah malam. Itu dulu 'hasutan' saya kali ini. Esok hari mungkin bisa disambung.

Salam dari saya yang bukan lagi  jurnalis, bukan pula kolomnis, bukan lagi redaktur dan bukan lagi produser. Sekadar pembisik sajalah :D

Manado, Klapertart dan Kangen

$
0
0
Kaplertart (inung gunarba)


Menengok isi hardisk laptop, mata saya segera terpaku pada folder 'Manado'. Isinya penuh dengan foto-foto plesiran dan kuliner ketika beberapa kali saya menyambangi kota cantik di Sulawesi Utara itu.

Di sana, saya menyambangi beberapa tempat wisata dan belanja. Tentu saja juga tempat makan. Manado memang kota tujuan wisata yang komplet. Banyak spot wisata alam dan ragam makanannya memanjakan lidah, dari masakan laut, makanan berbahan sayuran hingga kue, termasuk bubur manado.

Nah saya sungguh beruntung ke Manado menyempatkan diri menyantap kue ikonnya Manado: klapertart. Lidahnya saya segera mengecap gurihnya kelapa dan olahan terigu dan bahan lainnya.

Selain makan di tempat, satu kotak klapertart juga saya bawa pulang ke Jakarta, oleh-oleh untuk istri dan anak saya. Meski tidak ikut ke Manado, icip-icip kue enak jangan sampai terlewatkan :)

Untuk urusan makanan laut, tempat-tempat makan yang saya datangi juga istimewa. Meski lupa namanya, di antaranya ada di tepian laut dan di tengah kota.

Pada kesempatan yang lain, saya juga pergi ke kota lain di Sulut yaitu Tomohon dan Bitung. Masakan khasnya juga enak. Paling saya sukai adalah masakan olahan dari sayur, entah apa namanya. Lha wong saya tahunya enak dan enak banget :D

Tak terasa, hampir dua tahun saya tidak lagi jalan-jalan ke Manado. Melihat foto-foto perjalanan membuat saya teringat ramai kotanya, pemandangan teluk Manado dengan latar belakang Pulau Manado Tua dan Bunaken di kejauhan dan jajaran nyiur pohon kelapa di pesisirnya.

Kapan lagi ke Manado ya? :)

Pengalaman Menaikkan Berat Badan Tanpa Obat Tanpa Suplemen

$
0
0
Dulu saya pernah kurus, berat badan hanya 43 kg padahal berat badan ideal ialah 60-62 kg. Defisit hampir 20 kg. Berat segitu ya terbilang cungkring. Keluhan saya, akibat terlalu kurus ialah mudah letih dan gampang sakit. Untuk itu, saya cari cara bagaimana bisa naik berat badan secara alami.

Waktu itu zaman masih kuliah, segera saya mencari referensi di internet, majalah dan nanya-nanya. Dapatnya beberapa pilihan seperti minum obat, herbal, suplemen makanan, makanan tambahan dan akupuntur.

Semuanya saya tepis. Untuk obat, saya ragu karena mempertimbangkan kemungkinan efek samping. Minum obat herbal begitu juga. Kalau mengonsumsi suplemen dan makanan tambahan, kendalanya kantong tipis hehehe. Harga produk suplemen tahu sendiri kan... mahal. Baik yang berbentuk susu bubuk, susu cair maupun ekstrak makanan.

"Perburuan" saya akhirnya berakhir di sebuah artikel di majalah. Sejatinya, artikel itu tidak membahas secara langsung cara menaikkan berat badan, melainkan berbicara tentang asupan karbohidrat dan kebutuhan kalori. Baik, saya sarikan kembali menggunakan bahasa atau kata-kata saya sendiri:

- Intinya, tubuh membutuhkan kalori sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas sehari-hari. Sumber kalori berasal dari makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Idealnya, asupan makanan yang masuk ke tubuh memenuhi kebutuhan tenaga. Gampangnya: yang masuk sama dengan yang keluar. Nah jika ada selisih, maka sisanya akan disimpan sebagai cadangan lemak.

Dengan bahasa yang simpel versi saya, maka untuk menaikkan berat badan, saya perlu memiliki cadangan lemak. Yang berarti, makanan yang masuk ke tubuh saya melebihi kebutuhan tenaga saya. Lebih gampangnya lagi: gimana caranya agar saya bisa makan banyak dan lebih banyak.

- Masalah orang kurus: nafsu makan rendah
Oke, penjelasan awal sudah jelas ya. Tetapi seperti yang saya rasakan, masalah orang kurus adalah rendahnya nafsu makan. Meski laki-laki, saya dulu makan hanya sedikit. Bahkan tiap makan kurang berselera, nasi hanya separo, makan sayur dikit, malah makan daging ayam dan sapi pun hanya secuil-cuil. Jadi ketika ingin makan lebih banyak, ya masalahnya disitu lah... bagaimana mau makan banyak jika nafsu makan minim? Anda yang termasuk korps si kurus juga merasakan kan? hehehe.

- Maka, kita perlu "merekayasa" tubuh agar menjadi lapar dan "rakus". Bagaimana caranya padahal saya ogah minum obat penambah nafsu makan dan kawan-kawannya? Merujuk ke artikel di majalah, yang perlu dilakukan adalah melakukan kegiatan fisik berupa olahraga yang nantinya merangsang rasa lapar. Dan, jenis olahraganya tidak sembarang, melainkan yang bersifat anaerobik, contoh konkret adalah melakukan latihan beban. Dan bukan olahraga aerobik seperti lari, sepeda, senam dan lain-lain.

Urutannya begini:
- latihan beban bikin capek dan letih > ketika capek dan letih maka kita lapar > ketika lapar maka kita ingin makan > apalagi jika kita lapar karena beraktivitas fisik yang intens, maka porsi makan kita juga menjadi banyak = inilah yang saya sebut "merakayasa" agar tubuh menjadi lapar :)

Latihan beban yang bagaimana?
Mungkin Anda akan bertanya, apakah mesti latihan beban di gym? boleh, asalkan kantong ada cukup untuk membayar biaya member perbulan yang bisa ratusan ribu saban bulan hehehe.

Jika belum ingin nge-gym karena faktor dana dan karena belum ada waktu, saya beri solusi yang esensinya sama saja. Lagian, saya memang tidak menyarankan latihan beban di gym jika masih bisa melakukan dan mendapatkan hasil yang sama jika berlatih di rumah.

Inti dari latihan beban di sini adalah gerakannya dilakukan pelan, pengulangan sedikit dan menggunakan beban maksimal yang mampu kita angkat.

Pilihan cara:
1. Prinsip wajib: lakukan pemanasan dan peregangan dengan berlari pelan di tempat 2-3 menit dan disusul peregangan ringan terutama di bagian tangah, lengan, bahu dan pinggul.
2. Berlatih beban dengan menggunakan berat tubuh sendiri.
- Push up sebanyak 5x, istirahat 1 menit (ini set pertama). Ulangi lagi (set kedua) dan ulangi hingga jumlah set  4-5 kali.
- jika sudah terbiasa, tambahkan pengulangan push-up menjadi 7-10x tapi pastikan istirahat tetap 1 menit dan jumlah set hingga 5 kali.

3. Tetap lakukan push up dan kombinasikan dengan latihan beban menggunakan alat sederhana, pilihannya begini:
- Beli dumble di toko alat olahraga sekitar rumah, ada juga di Mal. Bebannya 4 kg, 6kg-8 kg. Jangan terpaku pada merek, jika mau yang mahal ya monggo sih. Sebagai gambaran, merek biasa di toko olahraga pinggir jalan harga untuk dumble 4 kg sekitar Rp 50-60 ribu. Makin berat makin lebih mahal.

Tapi saya tidak terlalu mengharuskan beli alat yang berarti mesti ada pengeluaran kan? Untuk itu, ada tips membuat "dumble" memanfaatkan barang bekas di rumah. Begini:

- Ambil 2 botol minum air kemasan 600ml, isi air penuh dan tutup erat-erat. Masing-masing berat botol berisi air itu sekitar 600 gram. Satukan 2 botol tadi dengan isolasi. Jadilah "dumble" seberat 1,2 kg. Buat lagi sehingga Anda punya untuk melatih tangan kanan dan kiri.

Mau nambah berat "dumble"? isi dengan kerikil atau pasir. :)

Berlatihlah terus secara teratur 5kali seminggu, pastikan ada hari-hari istirahat. Jika makin lancar dan kuat push up dan latihan beban, lakukan push up dan angkat dumble sampai Anda tidak dapat mengangkat badan/ tubuh lagi. Itulah yang saya maksud dengan: mengangkat beban maksimal.

Selain push up, ada gerakan lainnya yang memanfaatkan berat badan sendiri (istilahnya: body weight) seperti chair-dip, leg swing, plank dll. Monggo googling untuk tahu pose/gerakannya.


Catatan:
Mungkin ada pertanyaan dari rekan-rekan perempuan: apakah latihan beban bisa bikin otot dan penampilan tubuh seperti lengan menjadi berotot seperti binaragawati?

Saya mahfum dengan pertanyaan ini, wajar kok jika ada yang khawatir otot lengannya "methekol", meminjam istilah jawa hehehe.

Saya pastikan tidak bakal seperti itu karena binaragawati mendapatkan otot begitu ya dengan bantuan obat dan sampai suntik hormon dan tentunya latihan beban extreme. Soal yang ini, silakan googling ya.

Nah kita kan tidak sampai begitu kan. Justru latihan beban ringan ini bikin lengan teman-teman cewek makin kencang dan ramping. Di jamin, tetep proporsional dan tidak sampai bikin tampilannya "ngeri" hehehe. peace.

Demikian tips cara menaikkan berat badan yang bisa kita lakukan tanpa mengonsumsi obat dan suplemen. Berat badan saya naik bertahap, aman dan natural menjadi 45 kg, merambat terus hingga tembus 50 dan bergerak sampai 60 kg.

Dampak positif dari menambah berat dengan olahraga ini adalah kita merasa segar, lebih bugar dan pikiran pun positif. Malah terpacu untuk menambah jenis olahraga seperti lari, renang dan bersepeda.

Salam sehat, salam olahraga :)


Jalan-jalan ke Qindao, China: Menengok Pabrik Mobil Wuling dan TV Hisense

$
0
0


Perjalanan ke China ini merupakan perjalanan pertama keluar negeri saya. Bukannya berwisata, liburan atau belanja, ini dalam rangkaian tugas negara hehehe, meninjau pabrik mobil Wuling yang baru saja dipasarkan di Indonesia dengan merek Confero S. Di China, saya melihat proses produksi di pabrik elektronika Hisense yang menghasilkan beragam produk dari smartphone, televisi layar datar, mesin cuci hingga air conditioner.

Perjalanan ini juga "tiktokan" karena langsung ke dua negara sekaligus yaitu China dan diteruskan ke Korea Selatan. Untuk jalan-jalan ke Korea, akan saya tuturkan di artikel yang berbeda.

Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, rombongan saya menggunakan maskapai Korean Air dan transit dulu ke Incheon, Korsel sebelum lanjut ke Qingdao, China.

Setelah menggelar pertemuan dengan walikota, kami segera meninjau pabrik Hisense. Di sana ditunjukkan proses produksi HP hingga televisi. Juga mesin cuci dan pendingin udara.

Yang menarik, saat di bagian produksi dan display smartphone, diperagakan bagaimana kekuatan salah satu smartphone Hisense menghadapi benturan. HP tersebut dibanting ke lantai keramik! Bukan sekadar dijatuhkan, tetapi dibanting. Lalu diambil, tidak ada yang retak, layar tetap mulus, body kinclong dan tetap beroperasi.

Lain halnya di display AC. Perhatian saya segera tertuju pada unit-unit AC yang bergambar tokoh kartun dan lukisan untuk anak kecil. Sepertinya pas sekali untuk dipasang di kamar tidur bocil :)


Pabrik Wuling
Selesai dari Hisense, kami menuju pabrik mobil Wuling. Di China, merek ini menempati ranking penjualan nomor satu.

Teknologinya pun mumpuni, Wuling bekerja sama dengan raksasa dari Amerika Serikat: General Motors dan mendirikan perusahaan patungan SGMW, SAIC General Motors Wuling. Pantas saja jika banyak disebut mesin Confero dan Chevrolet Spin merupakan mesin yang sama.

Di sini, kami juga menjajal alias test-drive beberapa mobil racikan Wuling yaitu Baojun dan Hongguang. Hongguang-lah merek yang dipasarkan Wuling di Indonesia dan dinamai Confero.

Tentu saja, unit yang kami cicipi semuanya dengan stir kiri dan bertransmisi manual.

Perhatian saya saat itu tertancap pada desain dashboard Baojun dan Hongguang yang elegan, modern dan memanjakan pengguna. Layar LED layar sentuh, panel-panel kontril AC, musik dan lainnya terasa kompak dan user friendly.


Kursi joknya juga lembut dan empuk, sepanjang kita tidak menumpahkan kopi dan anak kita tidak menumpahkan susu hehehe.

Test drive dilakukan di lingkungan pabrik, ada trek lurus sepanjang sekitar 300 meter dan belokan ke kawasan pabrik sebelum kembali ke titik start semula.

Dipacu dengan pijakan gas yang mantap, mesin Wuling terasa lembut, responsif dan berisi. Di tikungan pada kecepatan 30-40 km/jam (maklum di komplek pabrik), body mobil tidak terasa limbung.

Kami sengaja menutup kaca jendela untuk menguji kesenyapan, hasilnya saya kasih jempol meski perlu diuji lagi jika melintas di tol Jagorawi dan Cikampek :D

Tentang Baojun, ini merupakan merek luxury-nya Wuling. Ibaratnya, Toyota dengan Lexus dan Nissan yang memproduksi Infinity.

Bagi saya, Baojun terlihat gagah dan kabin yang lebih lapang. Wajarlah karena mobil ini berkapasitas 5 penumpang, terbilang keluarga SUV, sedangkan Hongguang atau Confero merupakan mobil 7 seater dan termasuk MPV.






Bir Gentong
Malam harinya adalah acara makan malam. Selain dijamu dengan masakan China (yaiyalah, mosok ya masakan Itali LD ), kami disuguhi anggur alias wine dan anggur.

Uniknya, anggurnya disiapkan dalam kemasan gentong kecil. Kata si tuan rumah, "Ini bir kebanggaan kota kami yang sudah diekspor ke luar negeri termasuk Eropa dan AS. Namanya Tsingtao Beer."

Apakah saya mencicipinya? Iya. Berapa gelas? setengah gentong! hahaha
Bagaimana rasanya? bagi saya, hanya ada 2 rasa bir di dunia ini: enak dan enak banget :D

Soal makanan, ini juga kesempatan spesial karena saya berkesempatan makan makanan China di tempat asalnya. Tidak hanya makanan laut tapi saya juga senang sekali karena banyak disajikan makanan dengan banyak sayuran. Entah apa saja namanya karena bagi saya: lupa nama, ingat rasa :D


Selain itu, saya juga bertandang ke industri kereta CRRC Qindao Sifang, produsen kereta cepat milik BUMN China. Untuk pelesirannya, main ke Qingdao Laoshan National Park, sebuah tempat wisata yang didalamnya terdapat kuil berusia ratusan tahun.

Salam dari Qingdao, sukses untuk mobil Wuling, Hisense dan Tsingtao Beer :)


Runner Jealousy, Kecemburuan Pelari :D

$
0
0

Benar juga kata orang, berpapasan dengan orang yang lari pagi atau sore itu (bisa) bikin iri. Jeles. Jealousy.

Saya nggak tahu teorinya. Yang pasti itu sering saya rasakan, terutama ketika saya lagi di hari yang sudah diagendakan untuk peplayon tapi batal.

Melihat orang lari berasa pengen segera ganti baju dan ganti sepatu. Maunya seh...

Tidak hanya di dekat tempat tinggal saya di Rawabelong Jakarta, ketika melihat pelari rekreasional di Cibinong sono, saya jeles. Pun begitu di perut Sumatera saat berpapasan dengan anggota TNI yang lari sendirian.

Di Jogja, ketika saya liburan dan tanpa membawa sepatu, timbul iri (tanpa dengki) ketika kawan pamit mau lari sore.

Di ujung timur, di ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut di Tembagapura, saya berpapasan dengan beberapa runner cewek yang sepertinya karyawan Freeport, tengah berlari pagi mendaki ke arah area landasan helikopter.

Padahal oksigen mulai menipis di ketinggian itu. Saya salute dengan kerja keras paru-paru dan kerja keras dengkul mbak-mbak Freeport :) #jempol

Rasa yang sama dan juga bikin gatal kaki saya ialah ketika halan-halan nun jauh memakai duit negara (upss) ke Belgia. Saya mesti menahan luapan adrenalin saat mobil yang saya tumpangi melewati Cinquantenaire atau kalau tidak salah Royal Park Brussels.

Saat itu sudah beranjak sore di hari minggu, sudut mata saya mengikuti lalu lalang para pelari Eropah yang lelarian di taman. Ada yang di trotoar luar taman, banyak juga yang mengamplas konblok dengan sepatuya di dalam taman. Pengen juga sih turun dari mobil tapi kedua bahu lagi bergelantungan kamera DSLR dan ransel kerja, alasan! Ya sudahlah :P

Oya, sampeyan bisa jadi rada sulit untuk membayangkan bagaimana bisa lelarian orang lain bikin jealous. Ah, gapapa sampeyan kebingungan, karena memang: 'only runner will understand'

:D

Program latihan lari bagi pemula, transformasi dari walker (pejalan kaki) menjadi runner, pelari :)
Manfaat olah raga lari: dongkrak daya tahan, usir penyakit batuk pilek flu jauh-jauh!


Cara Gampang Usir Bau Sepatu Tak Sedap

$
0
0
Sumber: efektips

Pada dasarnya, bau sepatu disebabkan oleh keringat kaki kita. Keringat berlebih seperti setelah berolahraga lari, basket, naik gunung dan bekerja, terserap kaos kaki dan juga tertinggal di dalam dinding sisi dalam sepatu, yang kemudian menimbulkan kondisi lembab.

Nah, dasar dari cara mengurangi aroma tak sedap ini juga berangkat dari penyebabnya: bagaimana kita menyerap kelembaban itu.

Jika kita sudah mengenal silica gel, maka kita bisa menggunakannya. Tetapi, kadang kala kita tidak mudah mendapatkan silica gel karena harus membelinya di toko kimia, toko perkakas, atau supermarket.

Cara alternatifnya justru lebih sederhana. Gunakan saja teh celup

Taruh 2-4 kantong teh celup yang belum dipakai dan kering di dalam rongga sepatu. Simpan dan angin-anginkan sepatu di tempat yang bersirkulasi udara baik seperti teras, ruang tamu, atau carport / garasi. 

Biarkan beberapa jam atau untuk lebih santai biarkan semalaman atau seharian. Niscaya esok paginya, bau sepatu tak enak akan hilang atau minimal berkurang. Aroma juga berasa "kering", seperti aroma daun kering.

Saya juga pernah iseng-iseng bereksperimen kecil-kecilan dengan menaruh teh celup di sepatu Adidas sebelah kanan, sedangkan sepatu kiri tanpa teh celup. Hasilnya, pagi harinya sepatu kanan tidak berbau dan yang kiri masih berbau tidak enak.

Saya sarankan juga, masukkan masing-masing 1 kantong teh celup ke dalam kaos kaki Anda. Angin-anginkan atau gantung di hanger. Kaos kaki saya juga sering beraroma tak sedap setelah dipakai untuk lari, jogging, futsal dan olahraga lainnya.

Oya, cara ini juga tidak dipengaruhi merek sepatu karena penyebabnya adalah keringat dan bukan jenis atau merek. Tips ini juga dipakai untuk semua koleksi sepatu saya seperti League, Adidas (lari), New Balance dan Nike (futsal). Sepatu kulit untuk kerja juga sering saya 'terapi' dengan kantong teh celup :)

Lantas, apakah kita perlu memakai teh celup yang baru tiap hari? Tidak. Kantong teh celup yang sama dapat dipakai berkali-kali. Saya sendiri menggantinya tiap satu bulan. 

Sumber: Bukalapak

Bagaimana cara kerjanya?
Teh bisa menyerap bau busuk seperti itu karena teh memiliki sifat dehumidifier, sehingga dapat menyerap kelembaban.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa mencium aroma kertas pembungkus teh tubruk seperti merek Teh Tjatoet, Poci dan Teh Gopek. Nah pasti kita akan mencium aroma "kering" pada kertas pembungkusnya.

Sifat mampu menyerap kelembaban ini juga punya catatan lain. 
Disarankan, tidak menaruh teh serbuk, teh celup atau produk olahan teh lainnya berdekatan dengan bumbu dapur lainnya seperti bubuk vanili, merica, pala dan lain-lain. 

Karena teh dapat menyerap aroma bumbu tersebut dan aroma khas bumbu dapur bisa berkurang dan mempengaruhi karakter rasa bumbu yang diserap.

Saran terakhir, teh celup yang telah digunakan menghilangkan bau sepatu harus tetap dibuang ya. Jangan menyeduhnya menjadi teh hangat he-he-he. Salam. 

Lari nyaman - bahu kekar berkat latihan beban :D

$
0
0

Rute lari kali ini mengarah ke Permata Hijau Jakarta, jaraknya cukup 5 km saja.

Treknya termasuk jalan raya alias road dengan aspal mulus meski di beberapa potong jalan mesti lari di trotoar yang kurang rata. Video tracking lari saya buat memakai aplikasi Relive. Anda juga bisa membuatnya karena mudah, urutan caranya ada di artikel tips membuat video lari.

Lari sesorean ini juga terasa nyaman. Berlari pada kecepatan 'natural', run at my own pace.

Ayunan lengan juga ringan, bahu tidak pegal. Punggung saya juga tidak membungkuk, tetap lurus. Begitu pula pinggul tak merasa kelelahan meski itulah bagian 'engsel' antara tubuh atas dengan kaki.

Saya yakin ini buah dari latihan strength dan latihan beban sederhana sebulanan kemarin: plank, push up, angkat dumble yang fokus melatih core dan bahu. Menu latihan penguatan ini juga saya sarankan kepada kawan-kawan latihan lari lainnya.

Latihan plank misalnya, pada dasarnya membantu memperkuat core atau inti tubuh. Jenis latihan ini memperkuat bahu, perut, paha depan dan terutama pinggul.

Sedangkan push up untuk melatih dan membentuk otot dada dan sebagian bahu. Saya juga melakukan chair dip untuk melatih tricep di lengan belakang.

Sedangkan latihan beban menggunakan dumble 4kg, 6kg dan 2 botol air yang disatukan, saya andalkan untuk memperkuat sekaligus membentuk otot lengan atas dan bahu. Sepertinya sekarang saya mulai 'memanen' hasilnya: lekuk garis otot lengan mulai terbentuk :D

Dan, sore tadi saya sengaja pakai kaos tanpa lengan, pamer biceps hehehe. Hasilnya, dilihatin oleh cewek boncengan motor di Permata Hijau. Awas meleng, dek! :D :P

#run #relive

September: bulan berlatih lari bersama

$
0
0
Beberapa kawan merayakan bulan kesembilan ini dengan mengulik tentang G30S, pemutaran film dan hal lain yang bersinggungan dengan '65.

Jika terkait hal itu, saya sendiri akan membaca ulang artikel nan panjang mas Made Supriatma yang di unggah tanggal 29 bulan ini di tahun lalu. Semoga link-nya masih ada, meskipun beberapa pihak dan kawan baik bisa saja tidak merasa nyaman dengan artikel itu.

Di sisi lain, saya juga punya pilihan bagaimana melakukan selebrasi untuk September ini.
Saya merayakannya dengan mengingat kembali bahwa di bulan ini, 1-2 tahun lalu, merupakan puncak latihan beberapa kawan yang memacu dirinya sendiri dan sekaligus percaya bahwa dirinya mampu merengkuh target maksimal di bulan berikutnya.

Sebagian memiliki sedikit bekal lari, maksimal berlari hingga menit ke-12. Dan, setelah itu merasa 'engap' tak mampu berlari lagi meskipun semangatnya masih pada level tertinggi.

Ada pula yang berlatih dari nol. Murni dari pejalan kaki dan kemudian menjadi pelari, from walker to runner :). Dengan keyakinan dan kemauan keras, akhirnya mulai berlatih dan terus berlatih, hari ke hari.

Sebagian juga menyimpan memori cedera dari aktivitas fisik sebelumnya. Saya perlu pula menambahkan latihan tambahan yang mendukung performa fisik.

Syukurlah, semuanya berakhir happy ending. Bahkan kemudian rekan-rekan berkalung medali finisher alias medali penamat dari mengikuti acara lomba lari sebagai peserta pelari rekreasional.

Congratz for all. You rock! :D

Tiga seri artikel latihan lari:
- Program dan tabel latihan lari bagi pemula > https://goo.gl/arDSVQ
- Lari nonstop 30 menit pertama kali > https://goo.gl/PfEqZ3
- Next accomplish: sukses berlari 5 km pertama > https://goo.gl/pEf1XF

45

$
0
0

Surprise! 
Kemarin malam saya berhasil melakukan push up 45 kali. Yeah seluruh dunia mesti tau ye #pamer :P

Padahal saya beberapa kali merasa muskil untuk sanggup push up hingga repetisi kepala 4.

Modal latihannya hanya sabar saja dan percaya pada proses.

Frekwensi latihan bahkan tidak tiap hari, bahkan JANGAN tiap hari, karena justru 'muscle build and get stronger on rest day'.

Periodenya adalah 2:1. Artinya, setelah dua hari push up, maka hari berikutnya istirahat total.

Setiap kali latihan melakukan 10-15 repetisi, sebanyak 5 set.

Misalnya,
-senin + selasa latihan, rabu off.
-Kamis + jumat latihan, sabtu off.
-lalu setiap hari Minggu waktunya sesi push up nonstop, saya merasakan sensasi eksplosif dari 'tabungan' endurance dan power selama latihan 1 pekan. Push up sampai repetisi maksimal.

Mengikuti saran para pelatih, saya juga memastikan melakukan peregangan sebelum dan sesudah PU. Supaya ga kecethit hahaha

Performa
Awal-awal ketika sesi weekend: saya push up mentok hanya 20x, pekan berikutnya lanjut 25x tapi itupun sudah menges.  Lalu weekend berikutnya naik 30x, terus lima hari kemudian 35x.

Pas sudah bisa 35x di minggu lalu, saya merasa itu capaian maksimal. Yuakin tidak bakal kuat untuk nambah repetisi.

Lalu tetep istiqomah latihan PU, eladalah bisa tembus 40x.

Itupun lagi-lagi berasa mentok. Saya merasa tidak mungkin bisa nambah lagi.

Masih bersemangat, saya lanjutkan latihan tipis-tipis selama empat hari. Ngaso 2 hari off. Nah pas push up nonstop lagi hari ini, tembus sampai 45x hehehe.

Target berikutnya adalah bisa push up 50x, cukuplah buat saya yang sudah omm-omm gini hari :D

Latihan ini termasuk latihan fisik menggunakan beban berat badan sendiri alias body weight. Push up melatih otot dada, bahu dan core yakni punggung serta pinggul. Push up juga saya gunakan sebagai cross training serta pendukung olahraga kegemaran saya: lari.

Moral setori: percayalah pada proses, nothing is impossible.

Push up saya adalah push up modal kolor dan nyali. Kalau pakai nombok duit buat beli alat dan suplemen, saya mah kagak ikutan :D

Suck it up! #beatyesterday

Btw latihan saya lakukan dengan memodifikasi program latihan yang banyak di aplikasi playstore.

Kalau ingin mencoba,  saran saya ialah tentukan target pribadi dan pilih salah satu "push up challenge" :)

Salam olahraga!

Playlist Lari buat November ini

$
0
0

Daftar putar lagu terakhir yang saya kumpulkan di HP adalah di bulan Juli kemarin, jadi sekarang sudah waktunya saya perbarui.

Kebetulan di bulan-bulan Oktober- November ini ada lumayan lagu baru yang ngebeat.

Buat saya yang demen interval running 30 menitan, 5K hingga 10K, deretan lagu ini bisa pas dengan pace yang tidak terlalu lambat namun juga tidak kencang amat.

Sebagian besar lagu anyar, meski nyelip juga lagu rilisan tahun-tahun sebelumnya.

This is it!


  1. Alexandra Stan - We Wanna
  2. Alexandra Stan - Lemonade
  3. Alexandra Stan - Mr Saxobeat
  4. Bebe Rexha - I Got You
  5. Bebe Rexha - No Broken Hearts
  6. Bebe Rexha Martin Garrix - In The Name of Love
  7. Camila Cabello - Havana
  8. Charlie Puth - How Long
  9.  David Guetta Sexy Chick
  10. Inna - Ruleta
  11. Inna - 10 Minutes
  12. Inna - Amazing
  13. Inna - Bad Boys
  14. Inna - Be My Lover
  15. Inna - Cola Song
  16. Inna - Jadore
  17. Inna - Sun is Up
  18. Jennifer Lopez - Aint Your Mama
  19. Jennifer Lopez - On the Floor
  20. Jennifer Lopez - Papi
  21. LMFAO - Party Rock Anthem
  22. Maroon 5 - What Lovers Do
  23. Pitbull - Bob Bon
  24. Pitbull - Don't Stop The Party
  25. Pitbull, ft Shakira Get It Started
  26. Pitbull - I Know You Want Me
  27. Pitbull ft Marc Antony - Rain Over
  28. Pitbull, Pitbull - Exotic
  29. Shakira - Addicted to You
  30. Taylor Swift - Ready For It
"Ladang" perburuan saya di sini :) 
Lalu dikonversi ke MP3 atau MP4 melalui laman yang beginian, ini juga bisa atau bisa pakai ini ajakarena ada pilihan kualitas file musik (bit rate) . Opsi lainnya bisa ke sini.

Untuk konversi video, beberapa pilihannya seperti OVC, atau pakai ke link ini. Boleh juga layanan konversi di sini

***
Nah, buat kawan-kawan yang pengen bisa lari dari nol, tapi ingin latihan yang minim risiko cedera, menyenangkan dan tanpa berasa 'disiksa', silakan menggunakan metode interval running (lari-jalan) di artikel ini

:)

Belajar lagi

$
0
0
Membuka beberapa boks tempat penyimpanan barang, saya terhenti pada kotak yang berisi buku-buku.

Di situ saya jadi ingat kembali - tepatnya berasa diingatkan lagi - bahwa saya sudah lama tidak membaca buku. 

Setelah buku Huraki Murakami tentang lari, buku berikutnya yang saya lahap adalah 'Babad Tanah Jawi'. Kemudian Tanah Air', sebuah kumpulan cerpen terbitan Kompas, nah setelah itu saya vakum membaca buku.

Kini, proyek membaca akan saya lanjutkan. Sejalan musim pilkada tahun ini dan pemilu tahun depan, pilihan buku saya adalah 'Mengenal Ilmu Politik'. Rada berat sih, oleh karena itu saya memilih buku yang simpel.

Buku itu sengaja saya pilih karena tiap hari saya membaca berita politik, sadar akan hal itu, saya merasa perlu memiliki dasar pengetahuan yang bisa saya timba melalui buku. Karena, jika hanya membaca berita, sepertinya saya kebanyakan mengonsumsi 'hasil jadi', nah buku politik saya posisikan sebagai dasar pengetahuan dan wawasan. Cielahhh :D

Mari membaca (lagi) :)


Perjalanan

$
0
0
Sudah lama saya tidak meniti perjalanan keluar kota. Berganti pekerjaan membuat saya tidak lagi berkesempatan ngeluyur ke lipatan-lipatan Indonesia.

Alih-alih ingin bepergian, hal ini justru mendorong saya untuk menggarap 'PR' yang belum saya garap. Yakni, menulis catatan dari tiap perjalanan yang saya susuri kemarin-kemarin.

Sayang rasanya jika pengalaman kesana kemari hanya diparkir di status Facebook dan Instagram, yang lebih untuk pamer #eh. Kok keliatan jujur banget yak hahahaaaa

Mulai dari mana ya? Saya bakal mulai dari yang ringan-ringan saja (lha emang ada jalan-jalan yang berat? ealah)

Sejatinya, sebagian besar perjalanan kemarin adalah perjalanan dinas tapi nantinya saya akan mengolahnya dengan ringan saja. Ditambah tentunya dengan unggahan foto-foto terkait agar lebih hidup.

Salam menulis dan blogging :)

Belanja Online

$
0
0
Belakangan ini, tepatnya sudah sekira setahun ini, saya semakin sering membeli barang dari secara online.

Dimulai dari membeli jam tangan dari 'Jual-Beli' di Kaskus, berlanjut hingga di zaman now yang makin marak dengan beragamnya marketplace.

Hingga kini, saya baru berbelanja dari dua marketplace: kalau nggak Tokopedia ya Bukalapak.

Soal harga adalah pertimbangan utama saya untuk membeli barang dari layanan ini. Pengalaman nih, saya pernah mendapatkan jam tangan Casio (spek biasalah, bukan G-Shock dkk) seharga Rp260an ribu ketika banderol di toko riil masih mencapai Rp 400 ribu.

Begitu juga dengan jemuran baju, di toko beneran saya dikasih harga Rp 350-450ribu dan ketika menengok ke Tokopedia, barang yang sama seharga Rp 265ribu. Ditambah ongkos kirim pun, harga total Rp 285 ribu, diantar sampai rumah hehehe. Ya pasti saya milih yang murah lah.

Namun tidak semua barang saya beli dari marketplace. Prinsip saya: barang yang wearable seperti pakaian dan sepatu, anti bagi saya untuk beli dari MP. 

Ini karena standar ukuran bisa macem-macem je, apalagi sudah banyak cerita kawan yang beli dari MP ternyata kecewa karena size-nya nggak tepat.

Satu lagi, meskipun sejatinya jarang belanja dari MP, keberadaan aplikasi Tokopedia dll juga menjadi sarana 'hiburan' buat saya. Apa itu? ya menjadi wahana window shopping. 

Pas nunggu kereta atau kerjaan, lihat-lihat barang di marketplace. Apakah ujung-ujungnya beli, lebih sering nggak. Sekadar tahu saja, oh ada ya barang kek gini. :)

Tembakau

$
0
0
Yang segera melintas di ingatan saya tentang tembakau adalah kokohnya Gunung Sumbing di Temanggung.

Di hamparan daratan dari kaki dan punggungnya, tanaman tembakau dibudidayakan para petani.

Pemandangan tanaman tembakau, dedaunan hijaunya dan aroma pupuk menyergap ingatan saya. Ya, ingatan tentang tembakai memang tertanam sejak saya belia, sejak usia SD ketika sering diajak Ibunda menengok nenek di Temanggung.

Dari pinggiran desa Jampirejo, dari pematang sawah, dari tepi selokan, saya suka menyapu hamparan kebun tembakau dari hadapan saya hingga nun jauh di punggung gunung.

Pandangan saya berujung di puncak Sumbing yang kadang kala tertutup kabut dan jika beruntung terlihat puncak yang agung di ketinggian sana.

Ketika jalan-jalan di jalur-jalur persawahan, saya kadang meraba permukaan daun tembakau. Ada perasaan tenang di hati, mungkin mencoba menyesap ketelatenan para petani menanam emas hijau ini.

Begitu juga ketika bertahun-tahun kemudian, tepatnya 2007, saya mendaki Sumbing bersama kawan kuliah, kembali saya menikmati lekat-lekat hamparan tanaman tembakau. Meskipun bukan perokok super aktif, saya merasakan bagaimana ribuan bahkan jutaan saudara-saudara petani Temanggung mengharapkan berkahNya dari tanaman ini.

:)



Bogor

$
0
0
Dulu, saya mengenal kata "Bogor" sebagai sebuah kota di Jawa Barat yang identik dengan hujan, kebun raya dan asinan.

Itu saya ketahui ya hanya dari buku pelajaran geografi dan pengetahuan umum. Di luar itu, kota itu identik dengan Istana Bogor.

Sejurus dengan informasi yang makin marak di zaman internet, hal-hal lain terkait Bogor semakin memperkaya saya. Bogor adalah ujung dari jaringan kereta commuter line dari Jakarta, Depok, Citayam, Cilebut dan berakhir di kota tersebut.

Soal kuliner juga makin banyak yang saya tahu. Selain asinan, koleksi makanan Bogor juga bejibun: karedok, bakso, cemilan dan lain-lain. Soal bakso misalnya, sepertinya sama dengan bakso dari daerah lain namun menurut saya tetap beda lantaran hawa yang lebih sejuk dibanding daerah lain. Meskipun kala terik, Bogor ya bisa berasa panas hehehe

Kini, setelah saya pindah ke Bogor, tepatnya sih di Cilebut yang masuk di Kabupaten Bogor, semakin banyak pula "knowledge" saya tentang daerah tempat tinggal saya.

Satu tempat yang saya susuri ialah sentra tanaman hias, kebun bibit buah dan tanaman taman lainnya.

Akhir pekan pertama, saya ngeluyur ke arah Taman Bilabong hingga Jalan Kemang atau Jalan Baru yang tembus ke Jalan Raya Parung-Bogor. Mampir di toko bibit, saya pulang dengan menenteng pohon jambu kristal yang buahnya tanpa biji.

Di rumah, bibit setinggi 30an cm itu menemani empat pucuk bibit pohon pucuk merah yang saya boyong dari sentra tanaman hias di Rawabelong, Jakarta Barat. Jauh ye hehehe, itu saya beli pas pindahan bulan lalu.

Harga bibit pohon jambu Rp 30 ribu (saya tawar dari harga semula Rp 35ribu), sedangkan pucuk merah @ Rp20 ribu.

Bogor juga banyak terdapat tukang kayu yang menerima pesanan kusen, pintu, meja, kursi, kitchen set dan perabotan lainnya. Di sini banyak pula bengkel las besi, ini mungkin seiring semakin banyaknya perumahan di Bogor Raya: Kota dan Kabupaten Bogor.

Jangan tanya soal mal dan pusat perbelanjaan, di Kota Hujan ini berderet mal-mal baru. Paling ikonik tentu Botani Square, juga Lippo Mal. Juga BTM yang dekat dengan pintu utama Kebun Raya.

Sedangkan di Cibinong - ibukota Kabupaten Bogor, terdapat Cibinong City Mall dan lain-lain.

Satu jenis spot wisata incaran saya - dan yang saya sukai - adalah spot wisata alam. Untuk yang ini, Bogor punya koleksi buanyak. Sejurus empat penjuru angin, Bogor punya beragam wisata natural. Puncak dan Taman Safari adalah ikon utama, lalu Jungle Land dan beragam waterpark seantero Bogor Raya. Juga Pasar AhPoong di Sentul City.

Paling gampang, mencari alternatif wisata alam adalah dengan googling atau mengintip ke web wisata dan travelling :)

Saya sendiri, juga mulai mengincar beberapa spot wisata alam yang bakal saya dan keluarga mau sambangi. Meskipun belum bikin list, sepertinya incaran pertama adalah Pasar AhPoong, waterpark dan playground.

Satu lagi, jejalanan di Bogor terutama dekat rumah, juga pas menjadi trek lari pagi atau sore :)

Desember

$
0
0
Di ujung bulan terakhir 2017 ini, saya kembali merancang mau ngapain di tahun depan. Atau, tepatnya di awal-awal 2018.

Ini bukan soal resolusi. Ini hanya selintas uneg-uneg saja karena sepertinya ada kebiasaan yang rada saya lewatin beberapa bulan ke belakang ini.

Apa itu? Lari. Ya frekwensi lelarian saya rada keteteran kemarin-kemarin. Alasannya macem-macem, saking banyaknya tidak ketahuan lagi mana alasan asli dan mana alasan yang dibuat-buat hehehee

Untunglah saya masih sempat lari indoor atau berlatih beban. Prinsipnya sih, gimana caranya tetap menjaga pola hidup aktif #yihaaaa :D

Latihan beban saya lakukan dengan sederhana saja. Yakni memanfaatkan dumble dan latihan push-up.

Sedangkan lari indoor dilakukan dengan hilir mudik dari ruang tamu sampai ruang tengah. Biasanya saya lakukan 30-45 menit.

Nah untuk awal tahun depan, saya bertekad untuk menggiatkan lari seperti semula. Semoga bisa kembali rutin 2-3 kali seminggu.

Salam aktif :D

Silaturahmi

$
0
0
Ketemuan tanpa urusan.

Tinggal di Jakarta, menurut saya sih, menyimpan potensi risiko terasing dari sekitar. Kehidupan (bisa jadi) hanya berkutat di ranah pekerjaan. Hubungan personal yang berputar dengan rekan kerja yang sehari-harinya sudah menyoal pekerjaan.

Ini saya sadari dengan hati-hati. Saya sendiri bertekad saya kudu punya atau menjalin kehidupan sosial yang sehat. Sehat dalam arti wajar, atau seperti halnya kehidupan sehari-hari di Jogja atau pada umumnya lah. Yakni: silaturahmi dan berbincang-bincang tentang apapun.

Ketika tinggal di Rawabelong, Jakarta Barat, saya usahakan untuk menyambangi tetangga di akhir pekan untuk ngobrol rada lama. Segelas teh dan kopi menjadi teman berbincang.

Atau, pagi sebelum berangkat maupun petang sepulang kerja sekadar menyapa, 'piye kabare?' atau 'ngopi dulu lah'. Apapun bisa diobrolin meskipun saya sendiri berusaha untuk tidak (terlalu) banyak membicarakan orang alian nggosip. Maunya sih hahahahaaaaa.

Ketika tinggal di Cilebut, Bogor - saya pindahan akhir Januari ini - saya juga bertekad untuk menyempatkan mengunjungi kawan-kawan yang tinggal di seputaran Bogor. Silaturahmi, menanyakan kabar, ngobrol tentang yang kemarin, kini dan esok #ealahhh

Semangat 'ketemuan tanpa urusan' menjadi pendorong saya untuk menyapa tetangga dan kawan-kawan. Ini karena, saya pikir, silaturahmi adalah hal yang sehat dan perlu serta bahkan dibutuhkan.

Saya sendiri dan kita sebaiknya tidak perlu untuk menunggu adanya momentum urusan tertentu dan keperluan spesifik untuk bersilaturahmi. Just do it saja, demi menjaga kodrat sebagai manusia dan mahluk sosial hehehe

Salam :)




Buku dan blog

$
0
0
"Suka menulis di blog, ojo lali membaca buku."

Itu pesan untuk saya sendiri siang ini ketika dalam perjalanan ke Jakarta dari Bogor, naik kereta. 

Begitu juga, sering browsing dan keluyuran di wall Facebook kala membunuh waktu, sempatkan pula membaca buku. 

Hari ini saya memilih buku berwarna putih berjudul "Mengenal Ilmu Politik" karya Ikhsan Darmawan. 

Buku, bagi saya, ketika banjir informasi seperti sekarang ini - dari internet, media sosial, grup WA - menjadi wahana untuk menyegarkan pikiran. 

Sekaligus pula, memperluas sudut pandang dan tentunya memperdalam ilmu. 

Membaca buku juga ikhtiar tetap menjadi manusia :)

Ketika saya berlari...

$
0
0
Olah raga lari telah menjadi kegiatan yang saya sukai. Secara umum, sudah jelas manfaatnya bagi kesehatan, pun begitu untuk menyegarkan pikiran dan mood alias suasana hati.

Dengan kata lain, lari menjadi salah satu sarana rekreasi saya. Selain makan dan jalan-jalan.

Saat berlari, saya menyukai melihat pemandangan di jalur lelarian. Tidak hanya alam tapi juga apapun yang ada di kanan kiri trek.

Meskipun yang saya sukai adalah pepohonan namun saya juga melihat di sisi jalur. Apapun itu.

Kucing yang lagi mandi matahari, ayam jantan yang nangkring di pagar, emak-emak (muda) yang lagi menyuapi baby, bapak-bapak yang lagi nyuci mobil dan lain-lain. Dan tentunya juga langit biru.

Indera dengar juga saya manjakan dengan memasang earphone tersambung ke HP. Lagu-lagu terbarunya Ed Sheeran, Rihanna, Ariana Grande menjadi favorit saya.

Jika butuh selingan, misalnya pada menit ke-30an, kadang saya sengaja melepas eaephone untuk mendengarkan suara alam. Desiran angin dan nyanyian daun-daun rumpum bambu.

Kala berlari, saya juga suka menyesap aroma khas pagi hari. Segarnya uap pagi, daun dan tanah basah sehabis hujan semalam.

Di lintasan yang dihimpit rumput tinggi atau cemara, saya juga sering iseng menyentuh daun dan batang muda pepohonan.

Juga aroma nasi uduk dan bakaran batok kelapa uda pemilik nasi padang bersiap membakar ikan atau ayam dagangannya. Maklum, jalur lari saya bukan stadion tapi trek kampung :)

Ketika jogging baik pagi maupun sore, saya juga suka sengaja menyapa sesama pelari meskipun belum atau bahkan tidak kenal.

Sekadar mengucap, 'mari Pak' atau 'lari omm?' menjadi ikhtiar untuk tetap menjadi manusia sosial dan waras yang bersilaturahmi, dan bukan pelari yang mengasingkan diri dari lingkungannya.

:)


Viewing all 393 articles
Browse latest View live